Merasa penat dengan pekerjaan dan ingin pergi mencari iburan tapi tak mau jauh-jauh sampai ke luar negeri?
Kamu boleh coba pergi ke Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten untuk merasakan sensasi hiburan dengan dikelilingi pemandangan alam yang masih asri dan suasana sejuk.
Kehidupan masyarakat yang dikenal dengan Suku Baduy ini masih kental dengan kearifan lokal dan budayanya.
Selain itu masyarakat suku Baduy memilih hidup berdampingan dan bergantung pada alam. Tak heran kalau banyak orang yang menyebut suku Baduy 'serem' karena terisolasi dari kehidupan modern.
Sebutan 'Baduy' sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut.
Berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden).
Sebenarnya, masyarakat Baduy lebih menyukai menyebut mereka sebagai Urang Kanekes atau Orang Kanekes seperti nama desa yang mereka huni.
Aturan adat masyarakat Baduy Dalam yang melarang penggunaan barang-barang elektronik juga membuat wanita yang akrab disapa Upil ini merasa tenang.
Bahkan diakui Upil dirinya bisa merasakan ketenangan jiwa meski berjauhan dari barang-barang elektronik dan bisa belajar bersyukur dengan melihat apa yang masyarakat Baduy lakukan sehari-hari.
Di suku Baduy tidak terdapat warung ataupun pasar. Bahkan tak ada sekolah, karena masyarakat suku Baduy tidak mengirimkan anak-anaknya ke sekolah untuk belajar layaknya masyarakat pada umumnya.
Mata pencaharian utama masyarakat suku Baduy adalah bertani dan berladang. Uniknya sistem pertanian Baduy tidak mengenal alat penggarap sawah, baik mesin maupun kerbau.
Perjalanan memasuki kawasan perkampungan suku Baduy selama 5 jam lewat jalur darat mengantarkan Upil untuk menemukan masyarakat yang masih disiplin dalam menjaga kelestarian alam.
Terbukti dari rumah tempat mereka tinggal direkatkan tanpa paku dan semen. Suku Baduy hanya mengandalkan batu kali untuk pondasi dan hanya menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren yang diikat menggunakan tali untuk mendirikan rumah.
"Mandi di sungai dengan dikelilingi pohon, telanjang dan saya nggak merasa takut untuk diintip karena nggak ada yang berani ngintip.
Sanksi adat ketat. Lagipula tempat cowok mandi juga dipisah," kata Upil saat menceritakan pengalamannya mandi di sungai tempat suku Baduy Dalam tinggal.
Gimana, tertarik rehat sejenak untuk menemukan ketenangan jiwa dengan pergi ke suku Baduy seperti yang anda rasakan? Berikut ini adalah merupakan suasana dikampung itu yang dikatakan bebas untuk mandi tanpa risau.
link video: klik